Rabu, 21 Desember 2016

BETAPA BERHARGANYA WAKTU

Betapa berharganya waktu.
Mungkin sudah puluhan bahkan ratusan artikel tentang menghargai waktu. Contohnya ini;
Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 tahun, tanyakan pada siswa yang tidak naik kelas.
Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 bulan, tanyakan pada ibu yang melahirkan prematur.
Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 minggu, tanyakan pada editor koran mingguan.
Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 hari, tanyakan pada seorang buruh harian yang memiliki banyak anak untuk dinafkahi.
Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 jam, tanyakan pada seseorang yang sedang menunggu kekasihnya datang.
Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 menit, tanyakan pada seseorang yang baru saja ketinggalan pesawat.
Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 detik, tanyakan saja pada seseorang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.
Untuk tahu betapa berharganya waktu 1 milidetik, tanyakan pada mas valentino rossi yang baru saja kehilangan gelar juara dunianya tahun ini.
Waktu lebih berharga daripada uang. Kita tidak bisa mengembalikan waktu yang hilang, hanya dengan menekan tombol rewind saja seperti pada player dvd. Imam Syafi'i pernah berkata, waktu ibarat pedang, bila kita tidak pintar menggunakannya, kita akan ditebas olehnya.
Kita manusia tidak akan pernah tahu berapa besar bahaya dan kerugian kita saat kehilangan waktu, saat menunggu ataupun saat terlambat. Jika tidak merasa rugi pun, coba kita bayangkan kerugiannya bagi orang lain. Apalagi bila sudah menjadi kebiasaan, sehingga kita dihadiahi gelar orang yang Biasa Telat.
Banyak penyebab seseorang sering terlambat, diantaranya;
-Kepercayaan yang keliru.
Sudah jadi kebiasaan dan tradisi, maka kita menganggap bahwa sedikit keterlambatan adalah wajar. Hal yang dianggap sedikit, lama-lama menjadi kebiasaan yang buruk dan merugikan.
-Tidak menyadari bahaya dan kerugian.
Seperti dikatakan sebelumnya, baik bagi diri sendiri, maupun bagi orang lain, keterlambatan selalu mengundang resiko yang lebih besar, kerugian yang tak terduga, atau kesempatan yang kita tak akan pernah tahu.
-Tidak suka disiplin.
Ketepatan waktu tergantung pada penting tidaknya seseorang yang mengadakan janji dengan kita. Itu berarti bahwa kita bisa menganggap orang/teman itu tidak penting melalui keterlambatan. Dan jika seorang anak sering terlambat maka akan menghambat dalam meraih cita-cita.
Solusi;
-Buat komitmen diri sendiri
Komitmen dan keputusan akan memotivasi kita untuk melaksanakannya karena kita telah menyadari betapa besar kerugian jika terlambat.
-Buat perencanaan matang.
Adanya perencanaan akan menghindarkan kita dari resiko keterlambatan. Karena kita telah mempertimbangkan waktu kerja atau jarak tempuh, sistem, cara atau transportasi yang akan dipakai. Rencana yang meleset 1000 kali lebih baik di mata Allah daripada tidak ada rencana sama sekali.
-Pikirkan kepentingan orang lain.
Jika ingin dianggap penting, mulailah dengan memperlakukan orang lain sebagai pribadi yang penting. Untuk ingin tepat waktu kita harus berusaha dan berdisiplin yang dimulai dari diri sendiri.

'Jika matahari terlambat terbit semenit saja, maka sepanjang tahun kita akan kehilangan waktu yang tepat''.
(oleh-oleh dari blogwalking)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar