Assalamu'alaikum
WR.WB,
Alhamdulillah puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang mana pada kesempatan kali ini kita bisa
bertemu lagi di blog ini, blognya para pecinta qur’an, dalam kesempatan kali
ini kami hadirkan panduan ziaroh waliyullah 2017, barang kali kita semua diberi
kesempatan ziarah, biyasanya para peziarah bingung habis ini mau
kemana trus mau kemana lagi, oleh karna itu kami mengeposkan buku panduah
ziarah, cekidot:
BUKU PANDUAN
Ziarah Waliyullah Kudus,Demak,Pati 2017
Jam’iyyah Roudlotul Khiyath
Kudus Jawa Tengah
Pengasuh
ROMO YAI MASNUN ALHAFIZ
Penyusun
ARI
Editor
YANTO
Penerbit
CV. ARIYANTO
BIODATA PEMILIK
Nama :
……………………………………
Alamat :
……………………………………
No. HP.
: ……………………………………
No.
Kursi : ……………………………………
WARNING (PERINGATAN)
1. Buku ini selalu dibawa selama mengikuti perjalanan;
2. Buku ini boleh dipindah tangankan dengan cara apapun tanpa
seizin Panitia;
3. Barang siapa yang menemukan buku ini harap bisa digunakan sebagaimana
fungsinya;
4. Buku sangat terbatas, apabila hilang segera mohon ampun sama
Allah SWT.
SUSUNAN PANITIA ZIARAH WALIYULLAH
JAM’IYYAH ROUDLOTUL KHIYATH
TAHUN 2017
Pengasuh :
Romo yai Ustad Masnun Alhafidz
Ketua :
1. Fatchur rohman
Bendahara :
1. Budi Yuliono
TATA TERTIB
KEWAJIBAN
|
¨ Mengikuti setiap kegiatan hingga selesai;
¨ Berpakaian rapi dan sopan;
¨ Segera menuju maqbaroh saat sampai tujuan;
¨ Berkumpul di rumah mas candrana krandon minimal 10 menit sebelum
berangkat;
¨ Meminta izin kepada panitia apabila meninggalkan rombongan;
¨ Selalu membawa buku panduan;
¨ Menjaga kebersihan dan kesehatan dalam diri masing2;
¨ Menjaga sopan santun dan nama baik rombongan;
¨ Memperhatikan dan mematuhi instruksi Panitia.
LARANGAN
|
¨ Meninggalkan rombongan tanpa seizin Panitia;
¨ Membuat gaduh dalam Makam;
¨ Istirahat diselain tempat yang ditentukan.
TANBIH
|
Barang siapa melanggar tata tertib diatas,
harus patuh pada kebijakan Panitia.
CATATAN
|
¨ Peserta yang tertinggal setelah batas waktu yang telah
ditentukan, diluar tanggung jawab Panitia;
¨ Barang hilang atau rusak ditanggung peserta sendiri2;
¨ Bepergian selalu bersama-sama;
¨ Untuk menghindari kelaparan, silahkan makan/jajan sesukanya;
¨ Route perjalanan dapat berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi;
¨ Aktifitas yang tidak sesuai dengan jadwal yang ada, sangat
menghambat perjalanan;
¨ Selama perjalanan hendaknya memperbanyak Zikir dan Sholawat;
¨ Siapkan Shodaqoh (recehan) di setiap Makam;
¨ Hal-hal yang belum tertulis akan diatur kemudian.
KONTAK PANITIA
|
Ø Fatchur
rohman : 088809534121
Ø Budi
Y : 08122871501
Ø Ari :
085290704571
ROUTE PERJALANAN
YANG DIRENCANAKAN
NO
|
TUJUAN
|
LOKASI
|
1
|
Masjid Menara Kudus (Al-Aqsho)
|
Kudus
|
2
|
Mbah KH Arwani Amin
|
Kudus
Jawa Tengah
|
3
|
Sunan Kudus
(Raden Ja’far Shodiq)
|
Kudus
Jawa Tengah
|
4
|
Sunan Muria
(Raden Umar Said)
|
Kudus
Jawa Tengah
|
5
|
Sunan Kalijogo
(Raden Said)
|
Demak
Jawa Tengah
|
6
|
Syekh Ahmad Mutamakin
|
Pati
Jawa Tengah
|
Jadwal dan Route perjalanan ini sewaktu-waktu dapat berubah
sesuai dengan situasi dan kondisi.
DAFTAR ISI
Halaman
Muka ...............................................................
Biodata
Pemilik...............................................................
Susunan
Panitia...............................................................
Tata Tertib
Peserta .........................................................
Route
Perjalanan ............................................................
Daftar
Isi ........................................................................
Profil Tokoh Dan
Lokasi ...............................................
Mbah KH Arwani Amin……………….........................
Masjid Menara Kudus (Al
Aqsa…) ................................
Sunan Kudus (Raden
Ja’far Sodiq) ................................
Sunan Muria (Raden
Umar Said) ....................................
Sunan Kali Jogo (Raden
Said) ........................................
Syeh Ahmad Mutamakin Pati
…………. ......................
Kumpulan Do’a Dan Niat
Dalam Perjalanan ...................
PROFIL
TOKOH DAN LOKASI
KH. Arwani Amin – Kudus
MBAH KH ARWANI AMIN (KUDUS) Mursyid Thoriqoh
Naqsyahbandi Kholidiah Dan Guru Besar Para Huffadz di Kudus
KH. Arwani Amin adalah salah satu ulama yang
sangat masyhur dan dihormati di kota Kudus karena kedalaman ilmunya serta
sifatnya yang santun dan lemah lembut. Beliau dilahirkan pada Selasa Kliwon, 5
Rajab 1323 H, yang bertepatan dengan tanggal 5 September 1905 M di Desa
MAdureksan, Kerjasan, Kudus.
Beliau dikenal karena Pondok Huffadh Yanbu’ul
Qur’an yang didirikannya, menjadi tujuan para santri yang ingin belajar
menghafal al-Qur’an dan belajar Qira’at Sab’ah. Selain itu, beliau juga seorang
mursyid (pimpinan) Thoriqah yang mempunyai ribuan jama’ah.
Arwan adalah anak kedua dari 12 bersaudara.
Kakaknya yang pertama seorang perempuan bernama Muzainah. Sementara
adik-adiknya secara berurutan adalah Farkhan, Sholikhah, H. Abdul Muqsith,
Khafidz, Ahmad Da’in, Ahmad Malikh, I’anah, Ni’mah, Muflikhak dan Ulya. Dari
kedua belas ini, ada tiga yang paling menonjol, yaitu Arwan, Farkhan dan Ahmad
Da’in. ketiga-tiganya hafal al-Qur’an. Arwan kecil hidup di lingkungan yang
sangat taat beragama (religius). Kakek dari ayahnya adalah salah satu ulama
besar di Kudus, yaitu KH. Imam Kharamain. Sementara garis nasabnya dari ibu,
sampai pada pahlawan nasional yang juga ulama besar Pangeran Dipenegoro yang
bernama kecil Raden Mas Ontowiryo.
Masa Menuntut Ilmu
KH. Arwani Amin dan adik-adiknya sejak kecil
hanya mengenyam pendidikan di madrasah dan pondok pesantren. Arwani kecil
memulai pendidikannya di Madrasah Mu’awanatul Muslimin, Kenepan, sebelah utara
Menara Kudus. Beliau masuk di madrasah ini sewaktu berumur 7 tahun. Madrasah
ini merupakan madrasah tertua yang ada di Kudus yang didirikan oleh Syarikat
Islam (SI) pada tahun 1912. Salah satu pimpinan madrasah ini di awal-awal
didirikannya adalah KH. Abdullah Sajad.
Setelah sudah semakin beranjak dewasa,
akhirnya memutuskan untuk meneruskan ilmu agama Islam ke berbagai pesantren di
tanah Jawa, seperti Solo, Jombang, Jogjakarta dan sebagainya. Dari
perjalanannya berkelana dari satu pesantren ke pesantren itu, talah
mempertemukannya dengan banyak kiai yang akhirnya menjadi gurunya (masyayikh).
Adapun sebagian guru yang mendidik KH. Arwani Amin di antaranya adalah KH.
Abdullah Sajad (Kudus), KH. Imam Kharamain (Kudus), KH. Ridwan Asnawi (Kudus),
KH. Hasyim Asy’ari (Jombang), KH. Muhammad Manshur (Solo), Kiai Munawir
(Yogyakarta) dan lain-lain.
Khusnul Khuluq dalam Perilaku
Selama berkelana mencari ilmu baik di Kudus
maupun di berbagai pondok pesantren yang disinggahinya, KH. Arwani Amin dikenal
sebagai pribadi yang santun dan cerdas karena kecerdasannya dan sopan santunnya
yang halus itulah, maka banyak kiainya yang terpikat. Karena itulah pada saat
mondok KH. Arwani Amin sering dimintai oleh kiainya membantu mengajar
santri-santri lain. Lalu memunculkan rasa sayang di hati para kiainya.
Sekitar tahun 1935, KH. Arwani Amin pun
melaksanakan pernikahan dengan salah satu seorang putri Kudus, yang kebetulan
cucu dari guru atau kiainya sendiri yaitu KH. Abdullah Sajad. Perempuan sholehah
yang disunting oleh beliu adalah ibu Naqiyul Khud. Dari pernikahannya dengan
ibu Naqiyul Khud ini, KH. Arwani Amin diberi dua putrid dan dua putra. Putri
pertama dan kedua beliau adalah Ummi dan Zukhali (Ulya), namun kedua putri
beliau ini menginggal dunia sewaktu masih bayi.
Yang tinggal sampai kini adalah kedua putra
beliau yang kelak meneruskan perjuangan KH. Arwani Amin dalam mengelola pondok
pesantren yang didirikannya. Kedua putra beliau adalah KH. Ulin Nuha (Gus Ulin)
dan KH. Ulil Albab Arwani (Gus Bab). Kelak, dalam menahkodai pesantren itu,
mereka dibantu oleh KH. Muhammad Manshur. Salah satu khadam KH. Arwani Amin
yang kemudian dijadikan sebagai anak angkatnya.
KH. Arwani Amin meninggalkan sebuah kitab yang
diberi nama Faidl al-Barakat fi al-Sabi’a Qira’at. Kitab ini adalah panduan
belajar Qira’at Sab’ah. Setelah sekian lama berjuang untuk agama, masyarakat,
dan negaranya, akhirnya beliau pun harus kembali menghadap ke haribaan-Nya.
Beliau wafat pada 1 Oktober 1994 M. yang bertepatan dengan 25 Rabi’ul Akhir
1415 H. dalam usia 92 tahun. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Beliau
dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Yanbu’ul Qur’an.
Masjid Menara Kudus
Mesjid Menara Kudus (disebut juga dengan
Masjid Al Manar (“Mesjid Menara”, nama resmi: Masjid Al Aqsa Manarat Qudus
adalah masjid kuno yang dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi (956
Hijriah). Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten
Kudus, Jawa Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang
serupa bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam
dengan budaya Hindu-Buddhis sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi
dalam pengislaman Jawa. Sehari-hari, peziarah berkunjung ke masjid ini untuk
beribadah sekaligus ziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat
kompleks masjid. Selain itu, masjid ini menjadi pusat keramaian pada Festival
Dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan suci Ramadan.
SULTAN RADEN FATAH
(PANGERAN JIMBUN)
Ø ALAMAT
Desa Kauman, Kabupaten Demak, Propinsi Jawa
Tengah.
Ø BIOGRAFI TOKOH
:
Sultan Raden Fatah adalah perintis
kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Beliau disebut-sebut sebagai
putra kerajaan Majapahit yaitu Brawijaya v dengan putri asal Campa (kini
Kamboja) yang telah masuk Islam. Masa kecil beliau dihabiskan di Pesantren
Ampel Denta yaitu Pesantren yang di asuh oleh Sunan Ampel. Ketika kondisi
Kerajaan Majapahit melemah dan terjadi pertikaian internal, Raden Fatah
menyatakan diri lepas dari kekuasaan Majapahit dan membangun Kesultanan Demak.
Dalam konflik dengan Majapahit, beliau di bantu dengan Sunan Giri sehingga
berdirilah Kesultanan Demak pada tahun 1475 M.
Ø KEADAAN
LOKASI
1. Masjid Agung Demak.
Menurut legenda, masjid ini didirikan oleh
Wali Songo secara bersama-sama dalam tempo satu malam. Babad Demak menunjukkan
bahwa masjid ini didirikan pada tahun Saka 1399 (1477) yang di tandai oleh
candra sengkala “Lawang Trus Gunaning janmi”, sedang pada gambar bulus yang
berada di mihrab masjid ini terdapat lambang tahun Saka 1401 yang menunjukkan
bahwa masjid ini berdiri tahun 1479.
Bangunan yang terbuat dari kayu jati ini
berukuran 31 M x 31M dengan bagian serambi berukuran 31 M x 15 M. Atap tengah
nya di topang oleh empat buah tiang kayu raksasa (Soko Guru), yang
dibuat oleh empat wali diantara Wali Songo. Soko sebelah tenggara adalah buatan
Sunan Ampel, sebelah barat laut buatan Sunan Bonang, sedang sebelah timur laut
yang tidak terbuat dari satu buah kayu utuh melainkan melainkan di susun dari
beberapa potongan balok yang di ikat menjadi satu (soko tatal), merupakan
sumbangan dari Sunan Kalijogo.
2. Museum Demak.
Di museum ini di simpan bagian-bagian soko
guru yang rusak (soko guru sunan Kalijaga, soko guru Sunan Bonang, soko guru
Sunan Gunung Jati, soko guru Sunan Ampel), sirap, kentongan dan bedug
peninggalan para wali, dua buah gentong (tempayan besar) dari Dinasti Ming
hadiah dari Putri Campa abad XIV, pintu bledeg buatan Ki Ageng Selo yang
merupakan condrosengkolo berbunyi Nogo Mulat Saliro Wani yang berarti angka
tahun 1388 Saka atau 1466 M atau 887 H, foto-foto Masjid Agung Demak tempo
dulu, lampu-lampu dan peralatan rumah tangga dari kristal dan kaca hadiah dari
PB I tahun1710 M, kitab suci Al-Qur’an 30 juz tulisan tangan, maket Masjid
Demak tahun 1845-1864 M, beberapa prasasti kayu memuat angka tahun 1344 Saka,
kayu tiang tatal buatan Sunan Kalijaga, lampu robyong Masjid Demak yang dipakai
tahun 1923-1936 M dan lain-lain.
Museum ini buka tiap hari dari senin hingga
minggu (jam keja : 08.00-16.00) dengan mengisi kas untuk pemeliharaan koleksi
secara sukarela.
SUNAN KALIJOGO
(RADEN SAID)
Ø ALAMAT
Kadilangu, Demak, Jawa Tengah. Sekitar 2
kilometer dari Masjid Agung Demak.
Ø BIOGRAFI
TOKOH
Raden Said atau Sunan Kali Jaga lahir sekitar
tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Tumenggung Arya Wilatikta, Adipati Tuban
keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya
Wilatiikta diperkirakan telah menganut islam. Sunan Kalijogo memiliki sebuah
nama panggilan seperi Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden
Abdurrahman.
Masa hidup Sunan Kalijogo diperkirakan
mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian beliau mengalami masa akhir
kekuasaan Majapahit (berakhir 1478). Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan
Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada1546 serta awal kehadiran
Kerajaan Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senopati. Beliau ikut pula
merancang pembangunan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan
kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama Masjid Agung Demak adalah
kreasi Sunan Kalijogo. Dalam dakwah, beliau punya pola yang sama dengan Sunan
Bonang. Beliau juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk
berdakwah.
Ø KEADAAN
LOKASI
Luas kompleks pemakaman Sunan Kali Jaga
sekitar 1,25 hektar, dan di dalamnya terdapat sekitar 195 makam. Selain makam
Sunan Kalijaga sendiri, di tempat itu terdapat pula makam Dewi Arofah Retno
Dumilah (istri Sunan Kalijaga), beserta makam ke empat anak beliau. Makam
Tumenggung Arya Wilatikta (ayah Sunan Kalijogo). Makam-makam tersebut merupakan
makam utama yang di tempatkan dalam sebuah rumah yang atapnya berbentuk tajuk
yang pernah di pugar oleh Presiden Soekarno pada tahun 1963.
Ø CATATAN
Jarak tempat parkir ke makam sekitar 200m,
toilet di areal parkir dan di sekitar jalan menuju makam (bayar).
SUNAN KUDUS
(RADEN JA’FAR SHODIQ)
Ø ALAMAT
Kompleks Masjid Menara Kudus (KMMK) Kauman,
Kota Kudus, Jawa Tengah.
Ø BIOGRAFI
TOKOH:
Nama asli beliau adalah Raden ja’far Shodiq.
Beliau merupakan putra Sunan Ngudung dari Jipang Panolan. Disebutkan bahwa
sunan Ngudung adalah salah seorang putra sultan di Mesir yang beerkelana hingga
di Jawa. Di kesultanan Demak, sunan kudus di angkat menjadi panglima perang dan
setelah itu dipercaya untuk menjabat sebagai hakim agung pengadilan. Sunan
kudus banyak burguru pada sunan kalijogo. Kemudian beliau berkelana ke berbagai
daerah tandus di jawa Tengah seperti seragen , Simo hingga gunung kidul. Cara
berdakwahnya pun menuru pendekatan Sunan kalijogo (sangat toleran pada budaya
setempat). Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Cara sunan kudus mendekati
masyarakat kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal
itu terlihat dari arsitektur masjid kudus. Bentuk menara, gerbang dan
pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha yang merupakan
sebuah wujud kompromi yang di lakukan sunan kudus.
Ø KEADAAN
LOKASI
Terminal Lokawisata Kompleks Masjid Menara
Kudus (KMMK) terletak di Desa Bakalan Krapyak, sekitar 1,5 km dari KMMK. Untuk
munuju lokasi makam peziarah dapat berjalan kaki atau menggunakan jasa
transportasi berupa becak / ojek. Setelah sampai di lokasi peziarah akan
melihat perpaduan arsitektur Hindu-Islam yaitu berupa masjid dengan sebuah
menara yang mirip dengan Candi jogo atau Candi Singosari di Jawa Timur. Menara
setinggi 15 m itu berbahan dasar batu bata, sirap dan semen. Dan di bangun pada
tahun 1687 M.
Lokasi makam Sunan Kudus terletak persis di
belakang Masjid. Dan untuk ke sana harus melewati pintu gerbang di sebelah
selatan menara. Makam Sunan Kudus terletak di tengah-tengah bangunan induk
berbentuk joglo.
SUNAN MURIA
(RADEN UMAR SAID)
Ø ALAMAT
Desa Colo, Kecamtan Dawe. Sekitar 30 kilometer
arah utara dari KMMK (kompleks Masjid Menara Kudus).
Ø BIOGRAFI
TOKOH
Beliau merupakan Putra Dewi Saroh (adik
kandung Sunan Giri) dengan Sunan Kali Jogo. Nama kecil beliau
adalah Raden Prawoto. Nama muria di ambil dari tampat tinggal terakhir beliau
di lereng Gunung Muria. Gaya berdakwah beliau banyak mangambil cara ayahnya,
Sunan Kalijogo. Namun berbeda dengan sang ayah, sunan Muria lebih suka tinggal
di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama
Islam. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajar keterampilan-keterampilan
bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya. Sunan Muria sering
kali di jadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan
Demak (1518-1530), beliau di kenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan
berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahnya pun selalu
dapat di terima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari
Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwah
beliau lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.
Ø KEADAAN
LOKASI
Kompleks makam Sunan Muria terletak
di daerah pegunungan sehingga rute yang di tempuh cukup berkelok dan menanjak.
Kendaraan roda empat biasanya berhenti di sub terminal Colo, sekitar 2 km dari
lokasi makam. Dikarenakan jalan menuju makam sangat menanjak dan sempit , para
peziaroh bisa memakai jasa transportasi ojek.
Kompleks makam Sunan Muria berbentuk cengkup batu dan di atasnya
terdapat hiasan berbentuk troloyo di kelilingi kelambu putih. Usai dari makam
Sunan Muria, beberapa langkah munuju pintu keluar, peziarah bisa mengambil air
dari gentong kramat peninggalan Sunan Muria.
Ø CATATAN:
Jarak tempat parkir ke makam naik puncak
gunung sekitar 2 KM, tersedia trasportasi ojek, dan air banyak.
Siapkan tempat alas kaki, jangan jauh dari
rombongan, disiplin waktu
Syekh Ahmad Mutamakkin Kajen
Syeikh Ahmad Mutamakkin di lahirkan di Desa
Cebolek, 10 Km dari Kota Tuban, Ia kemudian di kenal dengan nama Mbah Mbolek.
Nama Al-Mutamakkin sebenarnya adalah gelar yang di peroleh dari rihlah
ilmiahnya di timur Tengah. Al-Mutamakkin di ambil dari Bahasa Arab yang artinya
orang yang meneguhkan hati atau diyakini akan kesuciannya.
Di Desa Cebolek Tuban, Syeikh Ahmad Mutamakkin
menghabiskan usia mudanya. Desa Cebolek di Tuban yang sekarang bernama Desa
Winong *). Di sana terdapat peninggalannya berupa masjid Winong. Masjid
tersebut tepat berada di tepi sungai. Pelacakan secara mendalam mengalami
kesulitan karena masjid sudah di pugar berkali-kali akibat sering terkena
banjir besar. Di dalam masjid tersebut terdapat klebut (kayu agak lonjong bulat
tempat untuk menjemur kopyah atau peci haji) dan batu kecil mirip seperti
asbak. Di depan masjid terdapat sawo kecik yang cukup besar yang di yakini
terdapat keris pusaka Syeikh Ahmad Mutamakkin. Desa sunyi senyap dan banyak
penyamun ini berkat usaha KH. Mutamakkin berubah menjadi Desa yang penuh damai
dan sejahtera.
Riwayat Intelektual Beliau
Di ceritakan pada abad ke 17 hubungan Tuban
dan Pati dengan daerah Banten dapat di lihat dari seringnya pelabuhan Tuban dan
Juana (Pati) di singgahi para pelayar dari Banten. Kedua pelabuhan itu
mempunyai kedudukan penting bagi Mataram dalam distribusi hasil pertanian dari
pedalaman. Bahkan, dengan kebijakan Mataram yang membagi empat wilayah daerah
pesisir dua pelabuhan tersebut mampu menandingi pelabuhan Semarang dan Jepara.
Terlebih lagi ketika Jepara dipandang tidak aman karena sering terjadi
pembajakan kapal.
Diduga Sheikh Ahmad Mutamakkin mengawali
perjalanan intelektualnya dengan berlayar ke Banten dan di sana beliau bertemu
dengan ulama besar Syekh Muhammad Yusup al Makassari yang kemudian beliau
melanjutkan ke Negeri Timur Tengah. Dapat juga di duga sebelum sampai ke Banten
beliau singgah ke Tegal Jawa Tengah. Hal ini di dasarkan atas makam ayahnya
(pangeran Benawa II) yang diyakini terdapat di Tegal. Bahkan, di daerah
tersebut terdapat Desa yang bernama Kajen. Sepulang dari Timur Tengah, Syeikh
Ahmad Mutamakkin tidak kembali ke Tuban melainkan ke sebuah Desa di Pati bagian
utara.
Pendapat dari Keluarga
Sedangkan menurut KH. Maspu’duri salah satu
keluarga dekat dari keturunan Syeikh Ahmad Mutamakkin, riwayat intelektual
Syeikh Mutamakkin di peroleh pertama dari keluarganya sendiri karena keluarga
Syeikh Ahmad Mutamakkin merupakan putra salah satu keluarga ningrat dan
keluarga terdidik yaitu putra salah satu Adipati di Tuban yaitu Hadinegoro atau
Sumohadiningrat. Namun, sejak kecil Syeikh Ahmad Mutamakkin tidak menyukai gaya
hidup Keraton yang gelamor kemudian melakukan pengembaraan ke arah Barat hingga
sampai Sarang Rembang dan menetap sementara di Sarang dan mendirikan sebuah
masjid, kemudian melanjutkan perjalanan dakwah ke arah Barat dan kemudian
singgah di Cebolek.
Setelah menetap di Cebolek sementara, Syeikh
Mutamakkin setiap malam setelah melakukan shalat malam atau shalat Tahajud beliau
melihat sinar ke arah atas, dan dicarilah sinar itu ke arah Barat hingga ketemu
pusat sinar yaitu di kediaman KH Shamsuddin di Desa Kajen Kecamatan Margoyoso
Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kemudian Syeikh Mutamakkin berbaiat menjadi murid
dan santri KH Shamsuddin. Akhirnya Syeikh Mutamakkin menjadi murid KH
Shamsuddin, karena kealimannya, kebagusan akhlaqnya dan kecerdasannya, Syeikh
Mutamakkin kemudian dijodohkan dan diambil menantu KH. Shamsuddin dengan
seorang putrinya bernama Nyai Shalihah.
Setelah menjadi santri KH. Shamsuddin, Syeikh
Mutamakkin kemudian melanjutkan perjalanan intelektualnya ke Timur Tengah.
Syeikh Mutamakkin belajar di Timur Tengah dalam beberapa lama, salah satu
gurunya adalah makamnya ada di Madinah. Makam gurunya Syeikh Mutamakkin ada
lubangnya, dan lubangnya selalu mengeluarkan angin yang berbau harum. Namun,
karena di sana menganut paham Wahabi sekarang makam guru Syeikh Mutamakkin
tersebut sudah tidak terawat dan dibuangin sampah oleh masyarakat Arab.
Sepulang dari Timur Tengah pada abad 18,
Syeikh Ahmad Mutamakkin terdampar di Desa Cebolek, tepatnya di wilayah Pati
Utara wilayah Kawedanan Tayu. Desa Cebolek merupakan nama yang diberi oleh
Syeikh Mutamakkin yang diambil dari kondisinya ketika terhempas dipantai yang di
bawa oleh muridnya dari bangsa Jin kemudian dipindahkan ke atas seekor ikan
mladang dan jebul-jebul Melek (tiba-tiba terbuka matanya atau terjaga sepulang
dari tanah suci Mekah). Dapat pula diasumsikan bahwa beliau terdampar di pantai
timur Cebolek karena kapal yang ditumpanginya dibajak oleh pembajak dari Jepara
yang pada waktu itu merajalela di laut utara Jawa.
Sepulang dari Timur Tengah pada abad 18,
Syeikh Ahmad Mutamakkin terdampar di Desa Cebolek, tepatnya di wilayah Pati
Utara wilayah Kawedanan Tayu. Namun, menurut sejarah tradisi lisan yang
sekarang masih terpelihara dengan baik, sebenarnya terhempasnya Syeikh
Mutamakkin di tengah lautan itu karena Syeikh Mutamakkin dikhianati muridnya
yang dari bangsa jin. Menurut cerita KH. Maspu’duri, ketika mau berhaji, Syeikh
Mutamakkin memanggil salah seorang muridnya yang dari bangsa jin untuk
mengantarkan berhaji ke Mekah. Sewaktu pulang dari Mekah, Syeikh Mutamakkin
juga diantarkan muridnya dari bangsa jin, ketika sampai di tengah lautan
berpapasan dengan Ratu jin Kafir. Dan Ratu jin kafir itu meminta agar Syeikh
Mutamakkin di lepaskan saja oleh muridnya. Kalau tidak mau melepaskan, maka
ratu jin kafir itu akan membunuh murid dari jin Syeikh Mutamakkin. Syeikh
Mutamakkin kemudian dikhianati oleh muridnya dan ditinggalkan sendirian di
tengah lautan, kemudian Syeikh Mutamakkin pasrah kepada Allah dan memejamkan
mata, sehingga ditolong oleh ikan Mladang diantarkan ke pinggir pantai dan
kemudian Syeikh Mutamakkin membuka matanya (jebul-jebul melek). Maka daerah pantai
tempat terhempasnya Syeikh Mutamakkin ini di namakan Cebolek.
KUMPULAN DO’A DAN
NIAT SHOLAT DALAM PERJALANAN
Ziarah Waliyullah
Kudus,Demak,Pati 2017
Jam’iyyah Roudlotul
Khiyath
Kudus Jawa Tengah
DOA BEPERGIAN
الله اكبر الله اكبر
الله اَكبر سبحنا الذى سخر لنا هذا وما كنا له مقرنين وإن الى ربنا لمنقربون اللهم انانسئلك فى سفرين هذا البر وتقوى ومن
العمل ما ترضى اللهم هون علينا فى سفرنا هذا واطوعنا بعده اللهم انت الصاحب فى
السفر والخليقة فى الاهل اللهم انى اعوذبك من وعثاء السفروكابة المنظر وسوء
المنقلب فى المال والاهل
DOA MASUK MAKAM
السلام عليكم يااهل
القبر من المسلمين والمؤمنين انتم لنا سلف ونحن لكم تبع وانا انشاء الله بكم
لاحقون اللهم رب الاجساد البالية والعظام الناخرة التى حرجت من الدنيا وهى بك
مؤمنة ادخل عليها روحا من عندك وسلاما منى برحمتك يا ارحم
الرحمين
SHOLAWAT KETIKA ZIAROH
DI MAKAM PARA ULAMA
سلام الله ياسادة من الرحمن يغشاكم
عبادالله جينا
كم قصدناكم طلبناكم
تغيثوناتغيثونا بهمتكم طلبناكم
فاحيوناواعطونا عطاياكمهداياكم
فلاخيبتمواظني فحاشاكموحاشاكم
سعدنااذاتيناكم وفزناحين زرناكم
Tidak ada komentar:
Posting Komentar